Selasa, 29 Desember 2015

TAK HANYA CURI IKAN KAPAL ASING JUGA SELUNDUPKAN NARKOBA

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan bahwa kapal-kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia tidak hanya melakukan pencurian ikan, tetapi juga penyelundupan narkoba. Banyak jenis narkoba diperdagangkan dan diselundupkan oleh sindikat internasional yang terorganisasi. Sindikat ini sangat sulit sekali dalam penyelidikan dikarenakan menggunakan kapal nelayan sebagai armada transportasinya. Modus operasi penyelundupan narkoba menggunakan kapan nelayan atau kargo untuk bisa masuk perairan wilayah Indonesia. Sehingga sulit untuk diselidiki dan diawasi pergerakannya dalam aksi penyelundupan narkoba. Kapal nelayan mempunyai kecenderungan luput dari pengawasan kapal patroli maupun petugas keamanan yang berwenang dan bertanggungjawab karena mereka berlayar tanpa dokumen apapun, bisa bepergian kapanpun dan kemanapun tanpa diatur oleh pihak berwenang, selagi tidak melewati perbatasan maritim.
Indonesia sekarang telah menjadi salah satu jalur utama dalam perdagangan narkoba. Hal ini disebabkan oleh longgarnya pengawasan para penegak hukum selama ini membuat kapal-kapal asing bebas keluar masuk wilayah perairan Indonesia. Dampaknya, bukan hanya ikan yang diambil. Kapal-kapal asing tersebut membawa obat-obatan terlarang ke wilayah Indonesia. Penyelundupan narkoba lewat jalur laut cenderung meningkat. Beberapa penyebabnya karena di laut masih banyak pelabuhan tikus, dan minimnya kapal patroli yang dimiliki Angkatan Laut tak sebanding dengan luas perairan dengan panjang garis pantai kita itu ada 81 ribu kilometer.
Kapal Patroli TNI AL Republik Indonesia

Kapal Patroli TNI AL Republik Indonesia

Tujuan penyelundupan ke Sumatera bisa berasal India, Thailand, dan Filipina. Begitu pun Riau bisa berasal dari Vietnam dan Singapura. Ini hanya sebagian wilayah Indonesia yang menjadi tempat berlabuh kapal penyelundup narkoba, masih banyak lagi wilayah Indonesia yang belum terungkap oleh publik dan media. Peran pemerintah disini sangatlah urgent, dimana keputusan-keputusan yang terlahir strategis untuk dapat menanggulangi penyelundupan narkoba semakin menyebar di seluruh kepulauan Indonesia. Keputusan tersebut merupakan langkah yang tepat dalam merespon gejala-gejala permasalahan keamanan laut. Karena hal ini sangatlah berpengaruh terhadap Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang akan dibahas pada bagian akhir opini ini.
Untuk mengatasi kendala ini, beberapa saran penulis yang kiranya dapat memberi solusi dalam permasalahan ini dengan meningkatkan jumlah kapal untuk patroli yang bertugas mengawasi dan menjaga keamanan laut. Dimana setiap 2-3 mil laut itu perlu dikawal dengan 1 kapal patroli. Dengan asumsi tersebut maka Negara ini membutuhkan sekitar 500 kapal untuk menjaga perairan di Indonesia. Selain jumlah kapal patroli, untuk mengatasi penyelundupan diperlukan kerjasama intelijen dalam negeri dan luar negeri. Khususnya Badan Narkotika Nasional dan TNI Angkatan Laut, didampingi kerjasama dengan instansi seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, perhubungan laut serta imigrasi.
            Penulis meninjau sejumlah mekanisme pengamanan wilayah laut oleh Kepolisian Perairan (Polair) Polda Banten. Pengamanan penyelundupan narkoba di Pelabuhan Merak masih bersifat manual. Sebab Polair Polda Banten belum memiliki alat pendeteksi Narkoba. Selama ini Polair hanya menerima informasi dari pihak yang mengetahui adanya narkoba dan disampaikan ke Polair Polda Banten, atau berkoordinasi dengan kepolisian di pelabuhan.
Untuk pencegahan masuknya narkoba melewati pelabuhan, pihak Polair dan kepolisian di Pelabuhan Merak memeriksa surat jalan setiap kendaraan masuk atau keluar dari pelabuhan. Yang diperiksa diantaranya surat jalan dan kelengkapan surat kendaraan, serta pemeriksaan bawaan kendaraan. Namun tidak semua barang diperiksa, karena akan memakan waktu. Kepolisian akan memeriksa kendaraan lebih detail apabila ada laporan atau dugaan penyelundupan narkoba. Dalam pengamanan perairan tersebut masih ada kekurangan kapal yang berukuran besar. Sebab kapal yang dimiliki oleh Polair Polda Banten hanya bisa menjangkau jarak pendek.
Beberapa masukan kepada Polair Polda Banten, agar dalam pengamanan masuk dan keluarnya barang di Pelabuhan Merak harus lebih diperketat. Sebab Pelabuhan Merak sangat strategis dalam pengiriman barang-barang ataupun narkoba, sehingga perlu terus ditingkatkan kegiatan patroli di perairan Banten.
Pengaruh penyelundupan narkoba terhadap Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia menjadi ironi tersendiri. Indonesia merupakan negara maritim yang besar, kuat, dan makmur. Suatu anugerah yang sangat berharga yang dimiliki oleh bangsa kita. Namun apa daya ketika ketidakmampuan pengawasan dan keamanan untuk mencegah dan menghukum para sindikat penyelundupan narkoba. Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim harus kuat dan solid agar dapat dipandang oleh mata dunia sebagai Poros Maritim Dunia. Sehingga dapat kita mengerti, bahwa untuk menuju negara Poros Maritim Dunia membutuhkan pertahanan dan keamanan yang tegas, cekatan dan teknologi yang mumpuni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar