Pesisir
dalam pengertian secara umum merupakan kawasan peralihan antara daratan dan lautanatau
daerah pertemuan antara daratan dan lautan. Wilayah pesisir terdiri dari
beberapa ekosistem dengan komposisi penyusun ekosistem yang berbeda. Ekositem
yang dapat kita temukan di wilayah pesisir antara lain ekosistem mangrove,
ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang. Pada tiap ekosistem
disusun oleh komponen yang berbeda, ini yang menjadikan pesisir memiliki
tingkat keanekaragaman yang tinggi.
Ekosistem mangrove
Sumber:libregraphics.asia |
Merupakan ekosistem
yang menandai perbatasan antara zona terestrial dengan zona perairan. Beberapa
jenis hewan yang bisa dijumpai pada ekosistem mangrove antara lain dari jenis
serangga misalnya semut (Oecophylla sp.), ngengat (Attacu sp.), kutu (Dysdercus
sp.); jenis crustasea seperti lobster lumpur (Thalassina sp.); jenis laba-laba
(Argipe sp., Nephila sp., Cryptophora sp.); jenis ikan seperti ikan glodok
(Periopthalmodon sp.), ikan sumpit (Toxotes sp.); jenis reptil seperti kadal
(Varanus sp.), ular pohon (Chrysopelea sp.), ular air (Cerberus sp.); jenis
mamalia seperti berang-berang (Lutrogale sp.), tupa (Callosciurus sp.),
golongan primata (Nasalis larvatus) dan masih banyak lagi seperti nyamuk, ulat,
lebah madu, kelelawar dan lain-lain (Murdiayanto, 2003).
Ekosistem padang lamun
Sumber: www.terangi.or.id |
Padang lamun
merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman
biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut
seperti ikan, krustacea, moluska (Pinna sp., Lambis sp., Strombus sp.),
Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Arcbaster sp., Linckia
sp.) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001). Lebih jauh lagi kerah laut akan
dapat kita temukan ekosistem yang menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun
internasional.
Ekosistem Terumbu Karang
Sumber: ngsuyasa.wordpress.com |
Terumbu
karang, dengan daya tarik yang luar biasa mampu menarik wisatawan pecinta
diving dari seluruh dunia untuk datang ke Indonesia. Terumbu karang merupakan
ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik.
Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah
lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan
Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono,
1998). Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang
penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Terumbu
karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini
terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang
sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
Ekosistem
pesisir diciptakan sangat ideal untuk melindungi kawasan tersebut dari ancaman.
Hutan sagu, nipah dan mangrove merupakan filter alami penyaring sedimentasi
dari darat sehingga melindungai kawasan lamun dan terumbu karang yang rentan
terhadap sedimentasi dari kerusakan. Sebaliknya, ancaman intrusi air laut ke
darat juga bisa disaring oleh ekosistem hutan mangrove, nipah dan sagu pesisir,
sehingga sumber air bersih sumur masyarakat, lahan pertanian dan sawah di
pesisir yang merupakan sumber kehidupan masyarakat tidak terganggu (www.kehati.or.id).
Estuaria
Sumber: bp3ambon-kkp.org |
Estuaria adalah wilayah pesisir semi
tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan
air tawar dari daratan. Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat
berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut. Contoh
dari estuaria adalah muara sungai, teluk dan rawa pasang-surut.
Secara fisik dan biologis, estuaria
merupakan ekosistem produktif yang setaraf dengan hutan hujan tropik dan
terumbu karang, karena Estuaria berperan sebagai jebak zat hara yang cepat
didaurulang. Beragamnya komposisi tumbuhan di estuaria baik tumbuhan makro
(makrofiton) maupun tumbuhan mikro (mikrofiton), sehingga proses fotosintesis
dapat berlangsung sepanjang tahun. Adanya fluktuasi permukaan air terutama
akibat aksi pasang-surut, sehingga antara lain memungkinkan pengangkutan bahan
makanan dan zat hara yang diperlukan berbagai organisme estuaria.
Secara umum estuaria mempunyai peran
penting sebagai berikut:
Sebagai
sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang-surut
(tidal circulation)
Penyedia
habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan, udang dan lain-lain) yang bergantung
pada estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan.
Sebagai
tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar terutama bagi sejumlah
spesies ikan dan udang.
Sumberdaya yang
dapat diperbaharui
Perikanan
(Tangkap, Budidaya, dan Pascapanen), Hutan mangrove, Terumbu karang, Industri
Bioteknologi Kelautan dan Pulau-pulau kecil.
Sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti
Minyak bumi
dan Gas, Bahan tambang dan mineral lainnya serta Harta Karun.
Energi Kelautan seperti; Pasang-surut, Gelombang, Angin, OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).
Jasa-jasa Lingkungan seperti; Pariwisata, Perhubungan dan Kepelabuhanan serta Penampung (Penetralisir) limbah.
Energi Kelautan seperti; Pasang-surut, Gelombang, Angin, OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).
Jasa-jasa Lingkungan seperti; Pariwisata, Perhubungan dan Kepelabuhanan serta Penampung (Penetralisir) limbah.
Potensi
Sumberdaya Pulih (Renewable Resource)
Potensi
wilayah pesisir dan lautan lndonesia dipandang dari segi Perikanan meliputi;
Perikanan Laut (Tuna/Cakalang, Udang, Demersal, Pelagis Kecil, dan lainnya), Mariculture
(rumput laut, ikan, dan kerang-kerangan serta Mutiara, Perairan Umum, Budidaya
Tambak, Budidaya Air Tawar dan Potensi Bioteknologi Kelautan.
Potensi
Sumberdaya Tidak Pulih (Non Renewable Resource)
Pesisir dari Laut Indonesia memiliki cadangan
minyak dan gas, mineral dan bahan tambang yang besar. Potensi kekayaan tambang
dasar laut seperti aluminium, mangan, tembaga, zirconium, nikel, kobalt, biji
besi non titanium, vanadium.
Sumberdaya pesisir dan laut menyimpan
potensi yang sangat strategis dalam peningkatan pembangunan kawasan timur
Indonesia. Namun demikian, pemanfaatan sumberdaya tersebut belum
menunjukkan adanya suatu keseriusan upaya yang optimal dan lestari. Banyaknya ekosistem
yang berada didaerah pantai menggambarkan betapa tingginya daya dukung
lingkungan pesisir dan laut terhadap kehidupan masyarakat.
Peningkatan pertumbuhan masyarakat pesisir yang sangat signifikan mendorong
upaya pemanfaatan sumberdaya pesisir begitu tinggi dan menyisakan degradasi
yang mulai parah.
Beberapa
kegiatan yang dapat merusak sumberdaya pesisir dan laut diantaranya :
1.
Kegiatan
reklamasi pantai dapat membunuh jutaan bibit ikan dan hewan laut ekonomis
sebagai akibat penimbunan ekosistem lamun. Ekosistem lamun merupakan daerah
pembesaran bagi ikan-ikan kecil dan hewan laut lainnya karena menyimpan berjuta
makanan yang sangat sesuai untuk ikan-ikan kecil dan hewan ekonomis lainnya.
2.
Konversi
Hutan mangrove sebagai lokasi pertambakan dan lokasi pemukiman mendorong
degradasi hutam mangrove hingga ribuan hektar di seluruh kawasan Timur
Indonesia.
3.
Penggunaan
Bom dan bahan beracun
Sebagian besar masyarakat pesisir sulit untuk menerima masukan
yang sifatnya hanya penyuluhan semata tanpa dibarengi dengan intensitas
pemberian yang terus menerus. Untuk itu pendekatan strategis yang dapat
dilakukan untuk dapat memberikan perubahan pemahaman bagi masyarakat
pesisir adalah dengan pendekatan cultural yang benar-banar berbasis pada
kebutuhan masyarakat. Masyarakat akan didorong untuk memanfaatkan sumberdaya
secara arif dan bijaksana sehingga keberlangsungan sumberdaya pesisir dan laut
dapat terus berlangsung.
Referensi
diakses tanggal 19 Maret 2015.
www.kehati.or.id
diakses tanggal 20 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar