Jumat, 27 Maret 2015

Indonesia sebagai Poros Maritim dunia dalam kaitannya dengan posisi Indonesia di Samudera Hindia.

Samudera Hindia adalah halaman depan Indonesia yang merupakan samudera terbesar ketiga di planet ini yang menyediakan sumber kehidupan bagi para nelayan Indonesia, khususnya sepanjang pantai Barat pulau Sumatera dan Jawa. Tidak hanya itu, Samudera Hindia menjadikan Indonesia secara geografis dan geo-strategis menjadi sangat penting dalam konteks kepentingan ekonomi dan juga pertahanan keamanan global.
Visi Presiden Jokowi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai Negara maritim sangat terkait dengan kepentingn Indonesia di Samudera Hindia. Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, laut a dalah masa depan bagi ekonomi Indonesia. Samudera Hindia memiliki potensi yang sangat prospektif, diantaranya: pasar yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 2,5 milyar;sekitar 70% perdagangan dunia melewati kawasan ini; menyimpan sekitar 55% cadangan minyak dunia dan 40% cadangan gas dunia; memproduksi sekitar 1/3 produksi tuna dunia; serta menyimpan berbagai cadangan mineral yang bernilai ekonomis tinggi.
INDIAN OCEAN RIM ASSOCIATION (IORA)
Sumber: www.iora.net
IORA didirikan pada Maret 1997 dengan negara pendiri Afrika Selatan, Australia, India, Kenya, Mauritius, Oman dan Singapura. Tujuan didirikan IORA untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan pembangunan yang seimbang dari negara-negara anggota. Selain itu, mendorong liberalisasi perdagangan, menghilangkan hambatan dan rintangan dalam meningkatkan arus jasa, investasi dan teknologi di antara negara-negara di Samudera Hindia.
IORA beranggotakan 21 negara, diantaranya: Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, India, Bangladesh, Sri Lanka, Oman, Yemen, Iran, UAE, Somalia, Seychelles, Mauritius, Madagascar, Comoros, Tanzania, Kenya, Mozambique, dan Afrika Selatan.  Sementara dua Negara lainnya, yaitu Maldives dan Myanmar diharapkan dalam waktu dekat akan segera bergabung ke dalam IORA. Disamping itu IORA memiliki enam Negara mitra dialog, yaitu: Jepang, AS, Perancis, Inggris, Mesir, dan  China.
Berbagai Permasalahan di Samudera Hindia
Kasus rumit yang terjadi di Samudera Hindia seperti; bajak laut (di pantai lepas Somalia), atau keberadaan negara non-penandatangan non-proliferasi nuklir, dan ketidakjelasan proyeksi militer Amerika Serikat dari Diego Gracia. Lalu, peta regional di kawasan Pasifik juga masih menunjukkan berbagai hambatan. Seperti diketahui, ada sengketa yang sedang berlangsung di Asia Timur yaitu memanasnya konflik di Laut Cina Selatan, kendati forum ASEAN dan APEC telah menghimbau agar negara-negara di Asia Timur tetap bekerja sama dan menjunjung tinggi kepentingan bersama.
Beberapa tahun terakhir ini, upaya untuk memperkuat IORA telah dicoba. Misalnya, selaku Ketua IORA saat ini, Australia telah mengusulkan inisiatif kerjasama ekonomi dalam bentuk IORA Bussiness Week. Negeri Kangguru ini juga menyiapkan dana sebesar 1 juta dollar untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di wilayah Samudera Hindia. Yang tak kalah penting, IORA telah menyatakan bahwa keamanan maritim sebagai prioritas utama, sebagaimana yang terungkap dalam pertemuan Dewan Menteri IORA ke-13 di Perth bulan lalu.
Saatnya Indonesia Memainkan Peran
Untuk menghindari adanya persaingan dan perebutan pengaruh di kawasan regional Samudera Hindia, diperlukan upaya yang lebih besar untuk menjaga stabilitas kawasan. Dan di sinilah Indonesia dapat memainkan peran, membantu memperkuat dan mengubah IORA menjadi sebuah forum regional yang disegani.
Selaku pendukung lawas dari regionalisme di Asia Timur, Indonesia memiliki posisi ‘cantik’ untuk menerapkan konsep persamaan di Samudera Hindia. Indonesia berperan dalam mencetuskan Piagam ASEAN. Selain itu, salah satu warisan Indonesia yang sangat fenomenal adalah Traktat Persahabatan dan Kerjasama (TAC) yang menjadi pondasi utama dalam membangun perdamaian dan kerjasama. Di Samudera Hindia, Indonesia juga tidak memiliki konflik dengan negara lain. Bersama Malaysia dan Singapura, Indonesia bahkan mencontohkan  kerjasama keamanan trilateral dalam Malacca Strait Sea Patrol.
Karena itu, selama dua tahun menjadi Ketua IORA, Indonesia bisa mempertimbangkan untuk mereformasi 5 hal berikut ini;
Pertama, secara konseptual guna membangun kepentingan dan norma-norma bersama, Indonesia bisa mengusulkan perjanjian serupa TAC untuk IORA. Perjanjian persahabatan dan kerjasama seperti ini dinilai mampu untuk membangun kepercayaan, dan meminimalisir kecurigaan. Saat ini IORA Charter hanya mencakup aspek ekomomi, dan mengabaikan unsur keamanan dan keselamatan yang tak kalah penting.
Kedua, Indonesia bisa mengusulkan agar pengambilan keputusan dalam struktural IORA, tidak lagi berada di level Dewan Menteri, melainkan langsung berdasarkan kesepakatan dari kepala negara/ kepala pemerintahan. Hal ini akan menjadi langkah penting guna mendorong kerjasama politik yang lebih erat antar anggota. Dengan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi, diharapkan agar berbagai agenda yang telah disusun bisa berjalan dengan lebih terstruktur dan sistematis. Selain itu, pertemuan di tingkat menteri juga harus dilakukan, termasuk Menteri Pertahanan, yang akan fokus dalam mengatasi masalah keamanan dengan upaya yang lebih komprehensif.
Ketiga, IORA harus lebih aktif dalam membawa mitra dialognya untuk melakukan proyek dan kerjasama yang lebih luas. Sangat penting untuk menjaga kekuatan eksternal agar tidak merasa terpinggirkan dari inisiatif dan kerjasama di IORA. Mitra dialog harus didorong untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek IORA, termasuk penetapan berbagai kebijakan dan kontrol keamanan.
Sebagai anggota G-20, Indonesia diyakini akan dapat berperan besar memperkuat kerjasama IORA di masa datang.  Negara-negara anggota IORA lainya berharap pengalaman dan peran sentral Indonesia di ASEAN sebagai asosiasi kerjasama Negara-negara berkembang tersukses di planet ini akan dapat membawa perubahan yang signifikan dalam kerjasama IORA.
Laut adalah masa depan dan akan menjadi tulang punggung perekonomian di masa yang akan datang. Semoga keketuaan Indonesia di IORA pada periode 2015 – 2017 akan sukses membawa gerbong kerjasama yang semakin solid dan dirasakan manfaatnya oleh semua Negara anggota.
Indian Ocean Academic Forum (IOAF)

Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat yang menggagas pembentukan ‘Indian Ocean Academic Forum’ (IOAF) bersama 16 perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Mereka siap membantu pemerintah merumuskan kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Samudera Hindia.
IOAF organisasi yang dibentuk untuk mengembangkan pemikiran dan inovasi baru dalam bidang pendidikan dan penelitian, yang terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan Samudera Hindia secara optimal dan berkelanjutan.
Pendirian IOAF ini erat kaitannya dengan ditetapkannya Indonesia akan menjadi Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2015 hingga 2017. Keanggotaan IOAF berasal dari 17 perguruan tinggi dalam dan luar negeri, serta didukung oleh perwakilan dunia usaha dan intansi pemerintahan baik daerah maupun pusat.
Kementerian Luar Negeri RI selaku ‘vocal point’ IORA tengah melakukan berbagai persiapan bagi kekuatan Indonesia pada IORA dimaksud. Utamanya untuk mendorong kerja sama di enam bidang prioritas, seperti keselamatan dan keamanan maritim.
“Kemudian, di bidang perdagangan, investasi, manajemen perikanan, penanggulangan bencana, kerja sama akademik dan IPTEK, turisme serta pertukaran budaya,” katanya.
Pada pertemuan Pra-Launching IOAF, telah dikeluarkan kesepakatan untuk empat agenda. Yakni menyusun anggaran dasar organisasi, pembentukan Dewan Eksekutif organisasi, penyusunan rencana kerja prioritas, dan penyusunan langkah strategis launching IOAF.
Sementara itu, salah satu anggota dewan pendiri IOAF yang juga Rektor Universitas Bengkulu Dr Ridwan Nurazi, SE, M.Sc, menjelaskan forum ini mulai digagas dan menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi sejak setahun yang lalu.

Diharapkan, IOAF menjadi wadah bagi akademisi dalam mewujudkan upaya nyata mendorong program nasional untuk menjadikan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden RI.

Referensi:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/ipb-nasional/14/09/16/nbzxhq-pksplipb-mendukung-kerjasama-indian-ocean-rim-association-iora
http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/209-diplomasi-februari-2015/1833-indian-ocean-rim-association-iora-peran-indonesia-memperkuat-kerjasama-di-kawasan-samudera-india.html
http://jurnalmaritim.com/2015/02/ioaf-bantu-pemerintah-rumuskan-pengelolaan-samudera-hindia/
http://liputanislam.com/analisis/posisi-indonesia-di-samudera-hindia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar