Samudera
Hindia adalah halaman depan Indonesia yang merupakan samudera terbesar ketiga
di planet ini yang menyediakan sumber kehidupan bagi para nelayan Indonesia,
khususnya sepanjang pantai Barat pulau Sumatera dan Jawa. Tidak hanya itu,
Samudera Hindia menjadikan Indonesia secara geografis dan geo-strategis menjadi
sangat penting dalam konteks kepentingan ekonomi dan juga pertahanan keamanan
global.
Visi
Presiden Jokowi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai Negara maritim
sangat terkait dengan kepentingn Indonesia di Samudera Hindia. Sebagai Negara
kepulauan terbesar di dunia, laut a dalah masa depan bagi ekonomi Indonesia. Samudera
Hindia memiliki potensi yang sangat prospektif, diantaranya: pasar yang besar
dengan jumlah penduduk sekitar 2,5 milyar;sekitar 70% perdagangan dunia
melewati kawasan ini; menyimpan sekitar 55% cadangan minyak dunia dan 40%
cadangan gas dunia; memproduksi sekitar 1/3 produksi tuna dunia; serta
menyimpan berbagai cadangan mineral yang bernilai ekonomis tinggi.
INDIAN
OCEAN RIM ASSOCIATION (IORA)
Sumber: www.iora.net |
IORA
didirikan pada Maret 1997 dengan negara pendiri Afrika Selatan, Australia,
India, Kenya, Mauritius, Oman dan Singapura. Tujuan didirikan IORA untuk
mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan pembangunan yang seimbang dari negara-negara
anggota. Selain itu, mendorong liberalisasi perdagangan, menghilangkan hambatan
dan rintangan dalam meningkatkan arus jasa, investasi dan teknologi di antara
negara-negara di Samudera Hindia.
IORA
beranggotakan 21 negara, diantaranya: Indonesia, Australia, Singapura,
Malaysia, Thailand, India, Bangladesh, Sri Lanka, Oman, Yemen, Iran, UAE,
Somalia, Seychelles, Mauritius, Madagascar, Comoros, Tanzania, Kenya,
Mozambique, dan Afrika Selatan. Sementara dua Negara lainnya, yaitu
Maldives dan Myanmar diharapkan dalam waktu dekat akan segera bergabung ke dalam
IORA. Disamping itu IORA memiliki enam Negara mitra dialog, yaitu: Jepang, AS,
Perancis, Inggris, Mesir, dan China.
Berbagai Permasalahan di Samudera Hindia
Kasus rumit yang
terjadi di Samudera Hindia seperti; bajak laut (di pantai lepas Somalia), atau
keberadaan negara non-penandatangan non-proliferasi nuklir, dan ketidakjelasan
proyeksi militer Amerika Serikat dari Diego Gracia. Lalu, peta regional di
kawasan Pasifik juga masih menunjukkan berbagai hambatan. Seperti diketahui,
ada sengketa yang sedang berlangsung di Asia Timur yaitu memanasnya konflik di
Laut Cina Selatan, kendati forum ASEAN dan APEC telah menghimbau agar
negara-negara di Asia Timur tetap bekerja sama dan menjunjung tinggi
kepentingan bersama.
Beberapa tahun
terakhir ini, upaya untuk memperkuat IORA telah dicoba. Misalnya, selaku Ketua
IORA saat ini, Australia telah mengusulkan inisiatif kerjasama ekonomi dalam
bentuk IORA Bussiness
Week. Negeri Kangguru ini juga menyiapkan dana sebesar 1 juta
dollar untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di wilayah Samudera Hindia. Yang
tak kalah penting, IORA telah menyatakan bahwa keamanan maritim sebagai
prioritas utama, sebagaimana yang terungkap dalam pertemuan Dewan Menteri IORA
ke-13 di Perth bulan lalu.
Saatnya Indonesia
Memainkan Peran
Untuk menghindari
adanya persaingan dan perebutan pengaruh di kawasan regional Samudera Hindia,
diperlukan upaya yang lebih besar untuk menjaga stabilitas kawasan. Dan di
sinilah Indonesia dapat memainkan peran, membantu memperkuat dan mengubah IORA
menjadi sebuah forum regional yang disegani.
Selaku pendukung
lawas dari regionalisme di Asia Timur, Indonesia memiliki posisi ‘cantik’ untuk
menerapkan konsep persamaan di Samudera Hindia. Indonesia berperan dalam
mencetuskan Piagam ASEAN. Selain itu, salah satu warisan Indonesia yang sangat
fenomenal adalah Traktat Persahabatan dan Kerjasama (TAC) yang menjadi pondasi
utama dalam membangun perdamaian dan kerjasama. Di Samudera Hindia, Indonesia
juga tidak memiliki konflik dengan negara lain. Bersama Malaysia dan Singapura,
Indonesia bahkan mencontohkan kerjasama keamanan trilateral dalam Malacca Strait Sea Patrol.
Karena itu, selama
dua tahun menjadi Ketua IORA, Indonesia bisa mempertimbangkan untuk mereformasi
5 hal berikut ini;
Pertama, secara
konseptual guna membangun kepentingan dan norma-norma bersama, Indonesia bisa
mengusulkan perjanjian serupa TAC untuk IORA. Perjanjian persahabatan dan
kerjasama seperti ini dinilai mampu untuk membangun kepercayaan, dan
meminimalisir kecurigaan. Saat ini IORA Charter hanya
mencakup aspek ekomomi, dan mengabaikan unsur keamanan dan keselamatan yang tak
kalah penting.
Kedua, Indonesia bisa
mengusulkan agar pengambilan keputusan dalam struktural IORA, tidak lagi berada
di level Dewan Menteri, melainkan langsung berdasarkan kesepakatan dari kepala
negara/ kepala pemerintahan. Hal ini akan menjadi langkah penting guna
mendorong kerjasama politik yang lebih erat antar anggota. Dengan menggelar
Konferensi Tingkat Tinggi, diharapkan agar berbagai agenda yang telah disusun
bisa berjalan dengan lebih terstruktur dan sistematis. Selain itu, pertemuan di
tingkat menteri juga harus dilakukan, termasuk Menteri Pertahanan, yang akan
fokus dalam mengatasi masalah keamanan dengan upaya yang lebih komprehensif.
Ketiga, IORA harus lebih
aktif dalam membawa mitra dialognya untuk melakukan proyek dan kerjasama
yang lebih luas. Sangat penting untuk menjaga kekuatan eksternal agar tidak
merasa terpinggirkan dari inisiatif dan kerjasama di IORA. Mitra dialog harus
didorong untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek IORA, termasuk penetapan
berbagai kebijakan dan kontrol keamanan.
Sebagai
anggota G-20, Indonesia diyakini akan dapat berperan besar memperkuat kerjasama
IORA di masa datang. Negara-negara anggota IORA lainya berharap
pengalaman dan peran sentral Indonesia di ASEAN sebagai asosiasi kerjasama
Negara-negara berkembang tersukses di planet ini akan dapat membawa perubahan
yang signifikan dalam kerjasama IORA.
Laut
adalah masa depan dan akan menjadi tulang punggung perekonomian di masa yang
akan datang. Semoga keketuaan Indonesia di IORA pada periode 2015 – 2017 akan
sukses membawa gerbong kerjasama yang semakin solid dan dirasakan manfaatnya
oleh semua Negara anggota.
Indian Ocean Academic Forum (IOAF)
Universitas
Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat yang menggagas pembentukan ‘Indian
Ocean Academic Forum’ (IOAF) bersama 16 perguruan tinggi lainnya di Indonesia.
Mereka siap membantu pemerintah merumuskan kebijakan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan Samudera Hindia.
IOAF
organisasi yang dibentuk untuk mengembangkan pemikiran dan inovasi baru dalam
bidang pendidikan dan penelitian, yang terkait dengan pemanfaatan dan
pengelolaan Samudera Hindia secara optimal dan berkelanjutan.
Pendirian
IOAF ini erat kaitannya dengan ditetapkannya Indonesia akan menjadi Ketua
Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2015 hingga 2017. Keanggotaan IOAF
berasal dari 17 perguruan tinggi dalam dan luar negeri, serta didukung oleh
perwakilan dunia usaha dan intansi pemerintahan baik daerah maupun pusat.
Kementerian
Luar Negeri RI selaku ‘vocal point’ IORA tengah melakukan berbagai persiapan
bagi kekuatan Indonesia pada IORA dimaksud. Utamanya untuk mendorong kerja sama
di enam bidang prioritas, seperti keselamatan dan keamanan maritim.
“Kemudian,
di bidang perdagangan, investasi, manajemen perikanan, penanggulangan bencana,
kerja sama akademik dan IPTEK, turisme serta pertukaran budaya,” katanya.
Pada
pertemuan Pra-Launching IOAF, telah dikeluarkan kesepakatan untuk empat agenda.
Yakni menyusun anggaran dasar organisasi, pembentukan Dewan Eksekutif
organisasi, penyusunan rencana kerja prioritas, dan penyusunan langkah
strategis launching IOAF.
Sementara
itu, salah satu anggota dewan pendiri IOAF yang juga Rektor Universitas
Bengkulu Dr Ridwan Nurazi, SE, M.Sc, menjelaskan forum ini mulai digagas dan
menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi sejak setahun yang lalu.
Diharapkan,
IOAF menjadi wadah bagi akademisi dalam mewujudkan upaya nyata mendorong
program nasional untuk menjadikan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang
dicanangkan Presiden RI.
Referensi:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/ipb-nasional/14/09/16/nbzxhq-pksplipb-mendukung-kerjasama-indian-ocean-rim-association-iora
http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/209-diplomasi-februari-2015/1833-indian-ocean-rim-association-iora-peran-indonesia-memperkuat-kerjasama-di-kawasan-samudera-india.html
http://jurnalmaritim.com/2015/02/ioaf-bantu-pemerintah-rumuskan-pengelolaan-samudera-hindia/
http://liputanislam.com/analisis/posisi-indonesia-di-samudera-hindia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar